TEMPO.CO, Jakarta – Salah satu tujuan wisatawan ke Jepang adalah berbelanja. Di Tokyo, terdapat gedung-gedung baru yang menjadi hub baru bagi pusat perbelanjaan, stasiun Shinkansen, terminal bus, universitas, sekolah, hotel Bulgari, apartemen, gerai UMKM Jepang, pusat penitipan anak bahkan co-working space. Tokyo Tengah Kota Yesu Didirikan Maret lalu di 2 Chome 2-1, Kota Chuo, Tokyo.
Tokyo Midtown Yasu menjadi pusat bisnis termahal di Tokyo
Konstruksi Suspensi super Gedung 30 lantai ini merupakan ruang komersial termahal di Tokyo. “Sewa di daerah ini sangat mahal. Tarif sewa 1 meter persegi 20-30 ribu yen per bulan, kata Taro Nakamura, general manager Tokyo Midtown Yasu, menjawab pertanyaan. waktu Ia mendapat undangan dari Japan National Tourism Organization untuk berkunjung ke Jepang pada Rabu, 8 November 2023.
Meski mahal, menurut Taro, kantor yang disewakan bakalan penuh. Menurut Taro, lokasinya yang sangat strategis menjadi alasan para penyewa tak segan-segan mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan keuntungan. “Sejauh ini, terdapat 600 bus di terminal ini dan merupakan yang terbesar di Jepang,” ujarnya.
Gedung superblock Tokyo Mitwon Yasu di Taro dibangun dan dioperasikan oleh Mitsu, salah satu konglomerat terbesar di Jepang. Mitsui mungkin kurang dikenal masyarakat Indonesia karena beroperasi di Jepang, China, Malaysia, dan Singapura.
Terminal Bus Tokyo Yasu berada di Tengah Kota Yasu Tokyo. Foto: Tempo| Istiqumtel Hayati.
Diambil dari halaman resmi Yesus di tengah kota, Yasu merupakan terminal hub dengan berbagai mobilitas termasuk Shinkansen yang menghubungkan seluruh Jepang, stasiun kereta bawah tanah, terminal bus dan terminal bus dengan akses langsung ke bandara. Terletak di tengah kawasan timur Stasiun Tokyo, Tokyo Midtown Yasu bisa dibilang merupakan kawasan paling menarik dan sentral perkembangan Tokyo.
Waktu adalah uang.
Seperti yang saya lihat dengan mata kepala sendiri. Ribuan orang yang lalu lalang saat jam makan siang tak berhenti. Mereka tampak sangat sibuk. Mereka adalah para pekerja kantoran, yang dibedakan dari seragamnya, yang bergegas menaiki tangga tanpa melihat ke jalan. Mereka sepertinya sudah terbiasa berjalan seperti itu, sehingga mereka mendikte jalan dengan melihat ponselnya agar tidak bertabrakan.
Yasu di Tokyo Midtown, terutama di konter makanan dekat stasiun dan terminal, Anda tidak akan melihat satu kursi pun. Situasi ini untuk menghormati waktu mereka. “Waktu adalah uang di Jepang, satu menit berarti,” kata Michiko Sasayama, pemandu wisata lokal yang bertugas sebagai penerjemah bahasa Indonesia.
Staf akan berdiri di konter makanan, memilih makanan seperti bento, yang ditempatkan di lemari kaca, membayar makanan, kemudian keluar membawanya dan memakannya di kantor atau di kereta Shinkansen. Tidak ada tradisi bersenang-senang bersama teman hingga berbagi perasaan sambil tertawa.
iklan
Sebuah area hiburan telah didirikan di lokasi khusus yang menawarkan berbagai toko makanan, kafe, dan penjualan produk UMKM Jepang. Pengunjung tempat ini bisa bekerja jarak jauh atau berkumpul bersama teman sambil menunggu makanan tiba. Jika bosan, pengunjung bisa mengambil pakaian yang dijual oleh UKM setempat. Wisatawan dari luar Jepang bisa berbelanja oleh-oleh di kawasan ini.
Ambil contoh ruang pameran di Tokyo Midtown yang menjual produk lokal di Jepang. Foto: Tempo | Istiqumtel Hayati.
Terdapat sekolah dasar negeri dan pameran produk lokal Jepang.
Yang istimewa dari tempat ini adalah walaupun merupakan tempat usaha yang sangat mahal, namun terdapat sekolah dasar negeri dengan fasilitas yang baik. “Ada kolam renang yang dilengkapi sensor ketinggian anak untuk mencegah kematian,” kata Taro. Sayangnya, ketika kami tiba, anak-anak sedang berada di kelas sehingga kami tidak dapat melihat mereka secara langsung.
Di Tokyo Midtown Yasu juga terdapat Universitas Tokyo. “Banyak jurusan, terutama bisnis, yang hadir di sini. “Mereka kuliah dan tempat ini menjadi inkubator pelatihan bisnis mereka,” kata Taro. Kami diperlihatkan kampus Universitas Tokyo. Beberapa siswa dan gurunya terlihat mengobrol.
Terdapat juga ruang kerja gratis tidak jauh dari kampus. “Banyak media yang mewawancarai, mengedit, dan memfilmkan di lokasi ini. “Semua tempat bisa digunakan secara gratis,” kata Taro. Bagian yang terdapat co-working space menyediakan ruang pameran untuk menjual produk UMKM.
Di luar kamar, kita bisa melihat anak-anak balita berlarian bebas di taman. “Ini tempat penitipan anak yang digunakan oleh karyawan atau masyarakat yang tinggal di apartemen dan hotel,” ujarnya.
Pilihan Editor: Perlakuan paling hangat dari pramugari Japan Airlines, membawa Predikat Apex World Class 2024.
Quoted From Many Source